Sabtu, 16 Februari 2019

''Pintu Syaithon"



بسم الله الرحمن الرحيم
Allah Ta'ala mencela kaum yang tidak bisa mengambil faedah dari anggota badannya.
- Allah Ta'ala berfirman:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya kami telah jadikan isi jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tapi tidak memahami dengannya. Mereka mempunyai penglihatan tapi tidak melihat dengannya. Mereka mempunyai telinga tapi tidak mendengar dengannya. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat. Merekalah orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf : 179)
Hendaklah seorang muslim mengawasi dan mewaspadai serta menjaga anggota badannya jangan sampai terjerumus ke dalam hal yang menjadikan Allah murka. Hendaklah ia menjaga dan mewaspadai hatinya dari penyakit-penyakit yang dapat menjangkitinya. Ia juga mesti menyadari bahwa amalan shalih akan terasa berat sesuai dengan keadaan hatinya dalam mengagungkan Allah Ta'ala. Hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dengan lisannya. Ia tidak menggunakan lisannya kecuali untuk perkara yang baik.
- Rasulullah bersabda:
من كان يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَان يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam." (HR Bukhari)
- Allah Ta'ala berfirman :
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
"Tidaklah ia mengucapkan satu kata, melainkan disisinya ada malaikat yang mengawasi dan mencatat ucapannya."(Qs. Qaf : 18)


Demikian pula pendengarannya, maka hendaklah ia mengarahkannya pada hal-hal yang bermanfaat baginya di dunia maupun di akhirat.
- Allah Ta'ala berfirman :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
"Sungguh pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan ditanya." (QS. Al-Isra' : 36) Adapun penglihatan, maka hendaklah ia menjaga dan menghindarkannya dari melihat hal-hal yang haram.
- Sebagian orang shalih berkata :
"Betapa banyak pandangan yang menggelincirkan ke dalam jurang. Betapa banyak pandangan yang memasukan ke neraka. Betapa banyak tatapan mata yang berujung pada penyesalan di hari kiamat."
Dikarenakan hati, lisan, penglihatan, dan pendengaran adalah nikmat Allah yang besar kedudukannya pada tubuh manusia sehingga dia harus dijaga dan diarahkan untuk hal-hal yang bermanfaat, demikian itu merupakan salah satu bentuk mensyukuri nikmat Allah Ta'ala, karena nikmat jika tidak disyukuri maka akan berubah menjadi penghantar malapetaka.
Seorang muslim hendaklah memahami bahwa sesungguhnya syaithon masuk ke dalam diri setiap manusia dari arah terlemah yang ia miliki.
Demikian pula seorang muslim harus menyadari bahwa hati, penglihatan, lisan dan pendengarannya adalah pintu masuk syaithon, oleh karena itu sudah selayaknya bagi seorang muslim untuk tidak terus-menerus melakukan hal-hal yang dapat mendatangkan keridho'an syaithon dengan anggota tubuhnya tersebut.
Ketahuilah ! Diantara pintu yang paling mudah dimasuki syaithon adalah hati, dan diantara senjata yang dengannya membuat syaithon mampu menguasai hati adalah :
1. Amarah,
2. Syahwat,
3. Dengki,
4. Tamak,
5. Tergesa-gesah,
6. Bakhil, dan
7. Buruk sangka
Rincian pembahasan tentang masing-masingnya akan kami sampaikan pada kesempatan yang lain insyaallah, adapun pada kesempatan ini kami hanya menyebutkan cara untuk menangkal senjata syaithon tersebut.

Senjata syaithon itu dapat diatasi dengan dua cara, yaitu :
1. Membersihkan hati dari sifat-sifat tercela tersebut. Cukuplah seorang muslim menyadari bahwa semua itu tidak diridhoi Allah Ta'ala, dan berusaha untuk mengatasinya dengan mempelajari Al-Qur'an dan Sunnah dan mengamalkannya dalam kehidupannya.
2. Memakmurkan hati dengan ketaqwaan kepada Allah Ta'ala.
- Allah Ta'ala berfirman
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُون
"Sungguh orang-orang yang bertaqwa itu apabila ditimpa waswas dari syaithon, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya."(QS. Al-A'raf : 201)
Ketahuilah ! Di dalam hati manusia ada dua bisikan, bisikan dari malaikat yang mendorong kepada kebaikan dan membenarkan kebenaran dan bisikan dari syaithon yang mendorong kepada keburukan, mendustakan kebenaran, dan menghalangi dari kebaikan.
- Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :
"Keduanya adalah keinginan yang senantiasa berjalan dalam hati. Keinginan yang berasal dari Allah dan dari Syaithon."(Dinukil dari Silsilatul Mar'ah Ash-Sholihah)

Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada kajian ini, semoga bermanfaat.

Wallahu waliyut taufiq
-al Ustadz Junaid Ibrahim Iha hafizhahullah-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar