بسم الله الرحمن الرحيم
Allah Ta'ala
mencela kaum yang tidak bisa mengambil faedah dari anggota badannya.
- Allah Ta'ala
berfirman:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ
وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا
يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ
كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan
sesungguhnya kami telah jadikan isi jahannam kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati tapi tidak memahami dengannya. Mereka mempunyai
penglihatan tapi tidak melihat dengannya. Mereka mempunyai telinga tapi tidak
mendengar dengannya. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat.
Merekalah orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf : 179)
Hendaklah
seorang muslim mengawasi dan mewaspadai serta menjaga anggota badannya jangan
sampai terjerumus ke dalam hal yang menjadikan Allah murka. Hendaklah ia
menjaga dan mewaspadai hatinya dari penyakit-penyakit yang dapat
menjangkitinya. Ia juga mesti menyadari bahwa amalan shalih akan terasa berat
sesuai dengan keadaan hatinya dalam mengagungkan Allah Ta'ala. Hendaklah ia
bertaqwa kepada Allah dengan lisannya. Ia tidak menggunakan lisannya kecuali
untuk perkara yang baik.
- Rasulullah
bersabda:
من كان يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ
جَارَهُ وَمَنْ كَان يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ
ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ
خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
"Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya,
barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya
dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik
atau diam." (HR Bukhari)
- Allah Ta'ala
berfirman :
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
"Tidaklah
ia mengucapkan satu kata, melainkan disisinya ada malaikat yang mengawasi dan
mencatat ucapannya."(Qs. Qaf : 18)
Demikian pula
pendengarannya, maka hendaklah ia mengarahkannya pada hal-hal yang bermanfaat
baginya di dunia maupun di akhirat.
- Allah Ta'ala
berfirman :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ
وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
"Sungguh
pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan ditanya." (QS.
Al-Isra' : 36) Adapun penglihatan, maka hendaklah ia menjaga dan
menghindarkannya dari melihat hal-hal yang haram.
- Sebagian
orang shalih berkata :
"Betapa
banyak pandangan yang menggelincirkan ke dalam jurang. Betapa banyak pandangan
yang memasukan ke neraka. Betapa banyak tatapan mata yang berujung pada
penyesalan di hari kiamat."
Dikarenakan
hati, lisan, penglihatan, dan pendengaran adalah nikmat Allah yang besar
kedudukannya pada tubuh manusia sehingga dia harus dijaga dan diarahkan untuk
hal-hal yang bermanfaat, demikian itu merupakan salah satu bentuk mensyukuri
nikmat Allah Ta'ala, karena nikmat jika tidak disyukuri maka akan berubah
menjadi penghantar malapetaka.
Seorang muslim
hendaklah memahami bahwa sesungguhnya syaithon masuk ke dalam diri setiap
manusia dari arah terlemah yang ia miliki.
Demikian pula
seorang muslim harus menyadari bahwa hati, penglihatan, lisan dan
pendengarannya adalah pintu masuk syaithon, oleh karena itu sudah selayaknya
bagi seorang muslim untuk tidak terus-menerus melakukan hal-hal yang dapat
mendatangkan keridho'an syaithon dengan anggota tubuhnya tersebut.
Ketahuilah !
Diantara pintu yang paling mudah dimasuki syaithon adalah hati, dan diantara
senjata yang dengannya membuat syaithon mampu menguasai hati adalah :
1. Amarah,
2. Syahwat,
3. Dengki,
4. Tamak,
5. Tergesa-gesah,
6. Bakhil, dan
7. Buruk sangka
2. Syahwat,
3. Dengki,
4. Tamak,
5. Tergesa-gesah,
6. Bakhil, dan
7. Buruk sangka
Rincian
pembahasan tentang masing-masingnya akan kami sampaikan pada kesempatan yang
lain insyaallah, adapun pada kesempatan ini kami hanya menyebutkan cara untuk
menangkal senjata syaithon tersebut.
Senjata
syaithon itu dapat diatasi dengan dua cara, yaitu :
1. Membersihkan
hati dari sifat-sifat tercela tersebut. Cukuplah seorang muslim menyadari bahwa
semua itu tidak diridhoi Allah Ta'ala, dan berusaha untuk mengatasinya dengan
mempelajari Al-Qur'an dan Sunnah dan mengamalkannya dalam kehidupannya.
2. Memakmurkan
hati dengan ketaqwaan kepada Allah Ta'ala.
- Allah Ta'ala
berfirman
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ
الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُون
"Sungguh
orang-orang yang bertaqwa itu apabila ditimpa waswas dari syaithon, mereka
ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya."(QS. Al-A'raf : 201)
Ketahuilah ! Di
dalam hati manusia ada dua bisikan, bisikan dari malaikat yang mendorong kepada
kebaikan dan membenarkan kebenaran dan bisikan dari syaithon yang mendorong
kepada keburukan, mendustakan kebenaran, dan menghalangi dari kebaikan.
- Imam Hasan
Al-Bashri rahimahullah berkata :
"Keduanya
adalah keinginan yang senantiasa berjalan dalam hati. Keinginan yang berasal
dari Allah dan dari Syaithon."(Dinukil dari Silsilatul Mar'ah
Ash-Sholihah)
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan pada kajian ini, semoga bermanfaat.
Wallahu waliyut
taufiq
-al Ustadz
Junaid Ibrahim Iha hafizhahullah-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar