Jumat, 21 September 2018

Setiap Orang Dibangkitkan Sesuai Keadaan Ia Diwafatkan

Disebutkan dalam shohih muslim, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya: “Sesungguhnya akan dibangkitkan setiap orang sesuai dengan keadaan wafatnya.”

Demikianlah... Jika seseorang wafat dalam keadaan baik maka akan dibangkitkan dalam keadaan baik pula, dan jika seseorang wafat dalam keadaan yang jelek maka akan dibangkitkan dalam keadaan yang jelek pula. Kita berlindung kepada Allah dari wafat dalam keadaan yang jelek. Dan sesungguhnya diantara manusia ada yang mendekatkan diri kepada Allah dengan beberapa keadaan, yakni:

Pertama, ada yang mendekatkan diri kepada Allah hanya dengan rasa harap semata. Hingga yang terjadi hanyalah harapan akan rahmat dan karunia Allah tanpa melakukan amalan shalih. Dengan prinsip inilah muncul pemikiran bahwa meninggalkan amalan tidak mempengaruhi iman, tentunya inilah yang disebut dengan murji'ah.

Kedua, ada pula yang mendekatkan diri kepada Allah dengan rasa takut saja, sehingga dari rasa takut yang sangat ini membuat mereka memposisikan Allah seperti raja yang sangat kejam lalu mendorong mereka untuk berbuat amal sebanyak-banyak sampai keluar dari batasan syari'at, bahkan mengkafirkan setiap orang yang melakukan dosa besar. Dan inilah bagian dari ciri khawarij.

Ketiga, adapula yang mendekatkan diri kepada Allah dengan rasa cinta saja. Dengan rasa cinta yang tinggi membawa mereka sampai pada tingkat merekayasa dan menghalalkan berbagai macam bentuk ibadah yang tidak diidzinkan oleh syari'ah dengan alasan cinta kepada Allah, hingga terjadilah berbagai bentuk pengkultusan terhadap peninggalan-peninggalan orang-orang shalih, menenangkan hati dengan berbagai macam jenis musik dan lain sebagainya, dengan dasar cinta dan ingin mendekatkan diri kepada Allah. Inilah bentuk dan pola para sufi dalam menjalankan agama.

Adapun ahlus sunnah, adalah mereka yang beribadah kepada Allah sesuai dengan syari'at Allah yang berada diantara berbagai sikap ekstrem tersebut dengan penuh keadilan dan sikap pertengahan, yaitu mereka beribadah kepada Allah dengan rasa harap akan rahmat dan karunia Allah serta takut akan adzab-Nya dan dengan rasa cinta yang mendalam melaksanakan berbagai bentuk ketaatan tersebut.

-----------------

Ya akhi... sesungguhnya engkau tidak tahu dengan amalan apa engkau akan menghadap Allah Tabaaraka Wa Ta'ala.

Ya akhi... engkau tidak tahu pula berapa lama engkau akan hidup di dunia ini, dan dengan keadaan bagaimana engkau akan mengakhiri hidupmu.

Perhatikanlah dirimu dalam beramal dan jangan engkau melalaikan sisa usiamu, biarlah dalam kehidupan ini engkau merasa terasingkan dan seolah berjalan sendiri karena kehidupan akhirat jauh lebih baik dan abadi. Jika engkau tidak punya teman di kehidupan dunia ini maka yakinlah engkau punya banyak bidadari diakhirat kelak jika engkau adalah orang yang baik.

Ya akhi... mengapa engkau cemburu pada kehidupan dunia dan engkau tidak cemburu pada kehidupan akhirat?

Ketahuilah, bahwa jannah adalah sesuatu yang baik dan tidak akan memasukinya kecuali orang-orang yang baik pula. Wallahu Waliyyut Taufiq---------------------------------------------------

Ditulis Oleh: Al-Ustadz Junaid Ibrahim Iha Hafizhahullah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar