Suatu saat dikatakan kepada al-Hasan al-Bashri rahimahullah:
إن فلانا لا يعظ ، و يقول أخاف أن أقول ما لا أفعل . فقال الحسن : و أينا يفعل ما يقول؟ ود الشيطان أنه قد ظفر بهذا ، فلم يأمر أحد بمعروف و لم ينه عن منكر
“Si fulan tidak mau memberi nasihat dan ia mengatakan, “Aku takut mengatakan apa yang tidak aku kerjakan”. Maka al-Hasan berkata, “Siapakah diantara kita yang mengerjakan setiap apa yang dia katakan? Setan berharap dia bisa berhasil dengan cara ini, sehingga tidak ada lagi orang yang mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran.” (Latho'iful Ma'arif, halaman 42).
Diantara hak sesama saudara muslim adalah saling menasihati kepada kebaikan dan tidak membiarkan saudaranya terlena dalam kesalahan, meski dirinya sendiri tidak sempurna dan mungkin terjatuh dalam kesalahan-kesalahan, namun hal itu bukan berarti bahwa ia tidak boleh menyampaikan kebenaran dan nasihat.
Sa’id bin Jubair berkata:
لو كان المرء لا يأمر بالمعروف و لا ينهى عن المنكر حتى لا يكون فيه شيء ، ما أمر أحد بمعروف و لا نهى عن منكر
“Kalau seseorang tidak boleh mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran sampai dia sama sekali tidak punya dosa/kesalahan, maka niscaya tidak ada seorang pun yang melakukan amar makruf dan nahi munkar.” (Latho'iful Ma'arif, halaman 42).
Hal ini disebabkan karena tidak ada manusia yang sempurna (maksum) dari ummat ini kecuali Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Sehingga jika yang berhak mengajak kepada kebaikan adalah orang yang maksum, maka hal ini tidak mungkin ada dan akibatnya tidak akan ada orang yang menjalankan prinsip saling menasihati.
Dengan demikian amat sangat keliru jika seseorang menolak kebenaran hanya karena beralasan ‘orang yang manyampaikan saja masih penuh dosa’.
Untuknya kita katakan, ‘Jika engkau ingin belajar dari makhluk yang tidak pernah berdosa maka tunggulah sampai malaikat turun dan engkau belajar dari para malaikat’, dan tentunya hal ini adalah mustahil. Wallahu Waliyut Taufiq.-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penulis: Al-Ustadz Junaid Ibrahim Iha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar