Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
عَلَيْكُم بِعِلْمٍ
قَبْلَ أَنْ يُرفَعَ ، رَفَعُهُ مَوْتُ رُوَاتِهِ، وَ إنَّ أحَدًا لَمْ يُوْلَدْ
عَالِمًا، وَإنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعُلُّمِ
“Hendaklah kalian belajar ilmu (agama)
sebelum ilmu itu diangkat, diangkatnya ilmu itu dengan wafatnya para pembawanya
(pengajarnya), dan sesungguhnya seorang tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu,
karena sesungguhnya ilmu itu didapatkan dengan belajar.” (Lihat Tahdzib
Mau’izhatul Mukmin: 16)
FAEDAH:
· Hal ini adalah nasihat yang baik dan sangat
mendalam dari sahabat yang mulia Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Nasihat yang
menunjukkan dalamnya ilmu dan ketakwaan beliau untuk melihat masa depan ummat serta
antisipasi dari ketersesatan mereka ketika hilangnya ahli ilmu.
· Para ulama dari zaman ke zaman senantiasa
menasihati dan memotivasi ummat untukbelajar dan memperdalam agama dengan
kembali kepada ulama, karena mereka tahu dan menyadari bahwa jauhnya ummat dari
para ulama adalah merupakan sumber malapetaka.
· Tidak ada seorang manusia pun di muka bumi
ini yang lahir, kemudian langsung menjadiseorang yang alim, melainkan semuanya
melalui tahapan belajar dan belajar.
· Belajar dan memperdalam ilmu agama adalah
solusi dari keterpurukan ummat dan benteng dari penyimpangan.
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wa Sallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ
يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ
“Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah
diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan dan diminumnya khamer.” (HR.
Bukhari)
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ
سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ
وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا
الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي
أَمْرِ الْعَامَّةِ
“Akan datang tahun-tahun penuh dengan tipu daya yang
menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat
diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan ruwaibidhah turut
bicara.” Lalu beliau ditanya, ‘Apakah ruwaibidhah itu?’ Beliau
menjawab: “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.” (HR.
Ibnu
Majah)----------------------------------------------------------------------------------------
Penulis: Al-Ustadz Junaid Ibrahim Ih Hafizhahullah
Dikutip dari buku: "Secercah Nasehat Guru", terbitan MDHJayapura
Tidak ada komentar:
Posting Komentar