Minggu, 16 September 2018

Diantara Nasihat Ibnu Mas’ud...

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:

عَلَيْكُم بِعِلْمٍ قَبْلَ أَنْ يُرفَعَ ، رَفَعُهُ مَوْتُ رُوَاتِهِ، وَ إنَّ أحَدًا لَمْ يُوْلَدْ عَالِمًا، وَإنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعُلُّمِ

“Hendaklah kalian belajar ilmu (agama) sebelum ilmu itu diangkat, diangkatnya ilmu itu dengan wafatnya para pembawanya (pengajarnya), dan sesungguhnya seorang tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu, karena sesungguhnya ilmu itu didapatkan dengan belajar.” (Lihat Tahdzib Mau’izhatul Mukmin: 16)

FAEDAH:

·      Hal ini adalah nasihat yang baik dan sangat mendalam dari sahabat yang mulia Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Nasihat yang menunjukkan dalamnya ilmu dan ketakwaan beliau untuk melihat masa depan ummat serta antisipasi dari ketersesatan mereka ketika hilangnya ahli ilmu.

·   Para ulama dari zaman ke zaman senantiasa menasihati dan memotivasi ummat untukbelajar dan memperdalam agama dengan kembali kepada ulama, karena mereka tahu dan menyadari bahwa jauhnya ummat dari para ulama adalah merupakan sumber malapetaka.

·    Tidak ada seorang manusia pun di muka bumi ini yang lahir, kemudian langsung menjadiseorang yang alim, melainkan semuanya melalui tahapan belajar dan belajar.

·    Belajar dan memperdalam ilmu agama adalah solusi dari keterpurukan ummat dan benteng dari penyimpangan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ

“Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan dan diminumnya khamer.” (HR. Bukhari)

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Akan datang tahun-tahun penuh dengan tipu daya yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan ruwaibidhah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, ‘Apakah ruwaibidhah itu?’ Beliau menjawab: “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.” (HR. Ibnu Majah)----------------------------------------------------------------------------------------


Penulis: Al-Ustadz Junaid Ibrahim Ih Hafizhahullah

Dikutip dari buku: "Secercah Nasehat Guru", terbitan MDHJayapura




Tidak ada komentar:

Posting Komentar