بِسۡمِ ٱللَّهِ
ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Diantara
karunia dan keadilan Allah yang Maha Sempurna adalah Allah Ta'ala tidak pernah
menzholimi seorang pun, tidak pula membuat syari'at yang memberatkan manusia.
Bahkan Allah Ta'ala menamakan amal-amal sholih baik lahir maupun batin untuk
menggapai keridhaan-Nya dan mencapai balasan yang kekal diakhirat dengan
"perniagaan" dalam banyak ayat al-qur'an.
Merupakan tabiat manusia
bahwa target mereka dalam setiap usaha yang mereka lakukan adalah meraih
keuntungan atau kesuksesan dan terhindar dari kerugian, namun pernahkah
kita berpikir bahwa sebenarnya dalam kehidupan dunia ini bukan hanya
kita berniaga dengan sesama makhluk untuk keberlangsungan hidup di dunia, namun
ada perniagaan yang jauh lebih besar dari itu, yakni perniagaan dengan Allah
yang Maha Agung, perniagaan yang keuntungannya adalah jannah yang abadi di
negeri akhirat.
Jika untuk menggapai
keuntungan dunia kita dapat bersegera dan menguras seluruh kesanggupan dan
kemampuan, lalu kenapa untuk menggapai keuntungan akhirat kita malah
berlengah-lengah dan tidak bersemangat?
Apakah karena akhirat mempunyai kedudukan yang begitu rendah dimata
kita, ataukah dunia yang terlalu istimewa dalam pandangan kita? Padahal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengajarkan kita do'a:
ولا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ
علْمنَا
"(Ya Allah) jangan
Engkau jadikan dunia (harta dan kedudukan) sebagai target utama kami, dan
puncak dari pengetahuan kami." (HR. Tirmidzi).
Berikut ini kami sebutkan
beberapa ayat al-qur'an yang menerangkan tentang tawaran Allah kepada
orang-orang yang beriman untuk terlibat dalam pernigaan Allah.
Allah Ta'ala berfirman yang
artinya:
"Hai orang-orang yang
beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu
dari azab yang pedih?" (QS. Ash-Shaff : 10).
Perdagangan yang dimaksudkan
itu adalah yang di terangkan Allah dalam ayat berikutnya: "(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS. Ash-Shoff: 11).
Kemudian Allah Ta'ala
menerangkan bahwa bagi orang-orang yang menerima perdagangan tersebut
keuntungannya adalah: "Niscaya
Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal
yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar." (QS.
Ash-Shaff : 12)
Imam Syaukani rahimahullah
berkata: "Allah menjadikan amal-amal sholih tersebut kedudukannya seperti
perniagaan, karena orang-orang yang melakukannya akan meraih keuntungan (besar)
sebagaimana mereka meraih keuntungan dalam perniagaan (duniawi). Keuntungan itu
adalah masuknya mereka kedalam surga dan selamat dari siksa neraka."
(Lihat Fathul Qadir 5/311).
Demikian juga Allah
berfirman: "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri
dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di
jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-quran. Dan siapakah yang lebih
menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli
yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS.
At-Taubah: 111).
Imam Ibnu Katsir
rahimahullah berkata: "Allah mengabarkan bahwa Dia telah mengganti
(membeli) dari hamba-hamba-Nya yang beriman jiwa dan harta mereka yang mereka
curahkan di jalan-Nya dengan surga (sebagai harganya)." (Lihat Tafsir Ibnu
Katsir 2/515)
Bahkan diantara karunia
Allah yang Maha Agung adalah Allah menyifati perniagaan yang mulia ini sebagai
perniagaan yang pasti beruntung dan tidak akan merugi.
Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-qur'an) dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi."
(QS.Fathir: 29).
Maka untuk mengakhiri kajian
kita pada kali ini marilah kita merenungi beberapa nasihat berikut ini:
Allah Ta'ala berfirman yang
artinya:
"Dan (demi) jiwa serta
penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaan. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (dengan
ketakwaan), dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (dengan
kefasikan)" (QS. Asy-Syamas: 7-10) .
Bahwa kehidupan dunia yang
kita jalani hakekatnya adalah pertaruhan diri kita untuk membawanya pada jalan
kebaikan atau kebinasaan. Dan ternyata jalan kebaikan itu adalah sesuatu yang
mahal.
Dikarenakan jalan kebaikan
adalah sesuatu yang mahal maka mendapatkannya juga membutuh-kan perjuangan dan
pengorbanan, karena tidaklah mungkin sesuatu yang mahal nilainya dapat dicapai
dengan bersantai-santai dan bermalas-malasan.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan orang-orang yang berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mencari
(keridhoan) Kami, benar-benar Kami akan berikan hidayah kepada mereka (dalam
menempuh) jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik" (QS. Al-Ankabut: 69).
Rasulullah
bersabda: "Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari
pada orang mukmin yang lemah dan masing-masing mempunyai kebaikan. Gemarlah
kepada hal-hal yang berguna bagimu. Mintalah pertolongan kepada Allah dan
janganlah menjadi lemah." (HR. Muslim).
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah bersabda: "Suatu sedekah
tidak akan mengurangi harta. Allah tidak akan menambah kepada seorang hamba
yang suka memberi maaf kecuali kemuliaan, dan seseorang tidak merendahkan diri
karena Allah kecuali Allah mengangkat orang tersebut." (HR. Muslim)
Dari
Abdullah Ibnu Salam bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Wahai manusia sebarkanlah ucapan salam
hubungkanlah tali kekerabatan berilah makanan dan sholatlah pada waktu malam
ketika orang-orang tengah tertidur, engkau akan masuk surga dengan
selamat." (HR. Tirmidzi, dan beliau
menshohihkannya).
Akhir kalam semoga apa yang
kami nukilkan pada kajian kali ini dapat bermanfaat.
Wallahu
waliyuttaufiq
Oleh : Al – Ustadz Junaid Ibrahim Iha Hafizhahullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar