Kamis, 13 Juni 2019

Perniagaan Akhirat


بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ 


Diantara karunia dan keadilan Allah yang Maha Sempurna adalah Allah Ta'ala tidak pernah menzholimi seorang pun, tidak pula membuat syari'at yang memberatkan manusia. Bahkan Allah Ta'ala menamakan amal-amal sholih baik lahir maupun batin untuk menggapai keridhaan-Nya dan mencapai balasan yang kekal diakhirat dengan "perniagaan" dalam banyak ayat al-qur'an.

Merupakan tabiat manusia bahwa target mereka dalam setiap usaha yang mereka lakukan adalah meraih keuntungan atau kesuksesan dan terhindar dari kerugian, namun  pernahkah    kita berpikir bahwa sebenarnya dalam kehidupan dunia ini bukan hanya kita berniaga dengan sesama makhluk untuk keberlangsungan hidup di dunia, namun ada perniagaan yang jauh lebih besar dari itu, yakni perniagaan dengan Allah yang Maha Agung, perniagaan yang keuntungannya adalah jannah yang abadi di negeri akhirat.

Jika untuk menggapai keuntungan dunia kita dapat bersegera dan menguras seluruh kesanggupan dan kemampuan, lalu kenapa untuk menggapai keuntungan akhirat kita malah berlengah-lengah dan tidak bersemangat?  Apakah karena akhirat mempunyai kedudukan yang begitu rendah dimata kita, ataukah dunia yang terlalu istimewa dalam pandangan kita? Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  mengajarkan kita do'a:

ولا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ علْمنَا

"(Ya Allah) jangan Engkau jadikan dunia (harta dan kedudukan) sebagai target utama kami, dan puncak dari pengetahuan kami." (HR. Tirmidzi).

Berikut ini kami sebutkan beberapa ayat al-qur'an yang menerangkan tentang tawaran Allah kepada orang-orang yang beriman untuk terlibat dalam pernigaan Allah.

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?" (QS. Ash-Shaff : 10).

Perdagangan yang dimaksudkan itu adalah yang di terangkan Allah dalam ayat berikutnya:  "(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS. Ash-Shoff: 11).

Kemudian Allah Ta'ala menerangkan bahwa bagi orang-orang yang menerima perdagangan tersebut keuntungannya adalah:   "Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar." (QS. Ash-Shaff : 12)

Imam Syaukani rahimahullah berkata: "Allah menjadikan amal-amal sholih tersebut kedudukannya seperti perniagaan, karena orang-orang yang melakukannya akan meraih keuntungan (besar) sebagaimana mereka meraih keuntungan dalam perniagaan (duniawi). Keuntungan itu adalah masuknya mereka kedalam surga dan selamat dari siksa neraka." (Lihat Fathul Qadir 5/311).

Demikian juga Allah berfirman: "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah: 111).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Allah mengabarkan bahwa Dia telah mengganti (membeli) dari hamba-hamba-Nya yang beriman jiwa dan harta mereka yang mereka curahkan di jalan-Nya dengan surga (sebagai harganya)." (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 2/515)

Bahkan diantara karunia Allah yang Maha Agung adalah Allah menyifati perniagaan yang mulia ini sebagai perniagaan yang pasti beruntung dan tidak akan merugi.

Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-qur'an) dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi."  (QS.Fathir: 29).

Maka untuk mengakhiri kajian kita pada kali ini marilah kita merenungi beberapa nasihat berikut ini:


Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

"Dan (demi) jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (dengan ketakwaan), dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (dengan kefasikan)" (QS. Asy-Syamas: 7-10) .

Bahwa kehidupan dunia yang kita jalani hakekatnya adalah pertaruhan diri kita untuk membawanya pada jalan kebaikan atau kebinasaan. Dan ternyata jalan kebaikan itu adalah sesuatu yang mahal.

Dikarenakan jalan kebaikan adalah sesuatu yang mahal maka mendapatkannya juga membutuh-kan perjuangan dan pengorbanan, karena tidaklah mungkin sesuatu yang mahal nilainya dapat dicapai dengan bersantai-santai dan bermalas-malasan.

Allah Ta'ala berfirman: "Dan orang-orang yang berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mencari (keridhoan) Kami, benar-benar Kami akan berikan hidayah kepada mereka (dalam menempuh) jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik" (QS. Al-Ankabut: 69).

Rasulullah bersabda: "Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada orang mukmin yang lemah dan masing-masing mempunyai kebaikan. Gemarlah kepada hal-hal yang berguna bagimu. Mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah menjadi lemah." (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah bersabda: "Suatu sedekah tidak akan mengurangi harta. Allah tidak akan menambah kepada seorang hamba yang suka memberi maaf kecuali kemuliaan, dan seseorang tidak merendahkan diri karena Allah kecuali Allah mengangkat orang tersebut."  (HR. Muslim)

Dari Abdullah Ibnu Salam bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:  "Wahai manusia sebarkanlah ucapan salam hubungkanlah tali kekerabatan berilah makanan dan sholatlah pada waktu malam ketika orang-orang tengah tertidur, engkau akan masuk surga dengan selamat."  (HR. Tirmidzi, dan beliau menshohihkannya).

Akhir kalam semoga apa yang kami nukilkan pada kajian kali ini dapat bermanfaat.



Wallahu waliyuttaufiq


Oleh : Al – Ustadz Junaid Ibrahim Iha Hafizhahullah






Tidak ada komentar:

Posting Komentar