1. Keyakinan syirik,
bahwa selain Allah Ta'ala mampu mengabulkan doa untuk memperoleh manfaat dan
menolak mudhorot.
2. Tidak ikhlash dalam
berdoa, sedangkan Allah Ta'ala ingin
agar doa itu ikhlash hanyalah kepada-Nya. Firman Allah Ta'ala:
لَهُۥ دَعۡوَةُ
ٱلۡحَقِّۚ وَٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ لَا يَسۡتَجِيبُونَ لَهُم بِشَيۡءٍ
إِلَّا كَبَٰسِطِ كَفَّيۡهِ إِلَى ٱلۡمَآءِ لِيَبۡلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ
بِبَٰلِغِهِۦۚ وَمَا دُعَآءُ ٱلۡكَٰفِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَٰلٖ
Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang
benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan
sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak
tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak
dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah
sia-sia belaka. (QS. Ar-Ra'd: 14)
Hal
itu karena mereka itu musyrik dan tak mengikhlaskan doa untuk Alloh semata.
3. Memakan & meminum
serta berpakaian yg haram (hadits Abu Hurairah riwayat Muslim),
وَمْطَعَمُهُ حَرَامٌ وَ مَشْرَبُهُ
حَرَامٌ وَ مَلْبَسُهُ حَرَامٌ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ
"Sedang
makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya haram maka bagaimana doanya
akan dikabulkan ?"
4.
Tergesa-gesa ingin
segera terkabul doanya (isti'jal).
5. Berdoa dengan dosa
dan memutuskan hubungan silaturahim. Hadits Abu Hurairah riwayat Muslim:
لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ
مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيلَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ
يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ
"Doa
seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan
dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa."
Seorang sahabat bertanya; “Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa?
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: “Yang dimaksud dengan
tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; “Aku telah berdoa
dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan”. Setelah itu, ia merasa putus
asa dan tidak pernah berdoa lagi.”
6.
Tidak menghadirkan
hatinya ketika berdoa (ghoflah). Hadits Abu Hurairah riwayat Tirmidzi (lihat
Ash-Shohihah: 594)
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ
بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ
لَاهٍ
“Berdoalah
kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah
tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.”
7.
Tidak ber'azzam dan tidak yakin akan dikabulkan doanya. Lihat hadits di atas
dan hadits Abu Hurairah riwayat Bukhori:
إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ
الْمَسْأَلَةَ وَلَا يَقُولَنَّ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِي فَإِنَّهُ لَا
مُسْتَكْرِهَ لَهُ
"Apabila
salah seorang dari kalian berdo'a, hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam berdo'a,
dan janganlah mengatakan; “Ya Allah, jika Engkau kehendaki berilah aku…” sebab
Allah sama sekali tidak ada yang bisa memaksa.”
(Faedah
Dars Syaekh Abdulbasith)
Catatan:
- Artikel ini saya
ringkas dari kajian guru saya Syaekh Abdulbasith, ketika saya duduk di majelis
beliau di Daarul Hadits Sya'wan - Yaman.
- Saya sudah pernah
mempostingnya pada 2014 M, namun saya ketemu lagi di fb salah seorang ikhwan
maka saya ambil dan melakukan sedikit revisi pada ayat dan hadits-haditsnya,
serta memberi harakat pada hadits-hadits yang dimaksud.
- Saya menerjemahkan
sebagian hadits dan ayat yang belum saya terjemahkan pada postingan di tahun
2014 M, ketika itu saya masih sebagai mahasiswa di Universitas Andalus Yaman -
Shon'a dan santri di Daarul Hadits Madinatus Sunnah Yaman - Sya'wan.
Semoga bermanfaat
Bekasi:
14 - Syawal - 1440 H
17 - Juni - 2019 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar