Senin, 17 Juni 2019

Hati-Hati Dari Penghalang Terkabulnya Doa


 بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ 



1. Keyakinan syirik, bahwa selain Allah Ta'ala mampu mengabulkan doa untuk memperoleh manfaat dan menolak mudhorot.

2.  Tidak ikhlash dalam berdoa, sedangkan Allah  Ta'ala ingin agar doa itu ikhlash hanyalah kepada-Nya. Firman Allah Ta'ala:

لَهُۥ دَعۡوَةُ ٱلۡحَقِّۚ وَٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ لَا يَسۡتَجِيبُونَ لَهُم بِشَيۡءٍ إِلَّا كَبَٰسِطِ كَفَّيۡهِ إِلَى ٱلۡمَآءِ لِيَبۡلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَٰلِغِهِۦۚ وَمَا دُعَآءُ ٱلۡكَٰفِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَٰلٖ 

Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka. (QS. Ar-Ra'd: 14)

Hal itu karena mereka itu musyrik dan tak mengikhlaskan doa untuk Alloh semata.

3.  Memakan & meminum serta berpakaian yg haram (hadits Abu Hurairah riwayat Muslim),
وَمْطَعَمُهُ حَرَامٌ وَ مَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَ مَلْبَسُهُ حَرَامٌ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ

"Sedang makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya haram maka bagaimana doanya akan dikabulkan ?"

4.     Tergesa-gesa ingin segera terkabul doanya (isti'jal).
5.   Berdoa dengan dosa dan memutuskan hubungan silaturahim. Hadits Abu Hurairah riwayat Muslim:

لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ

"Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa." Seorang sahabat bertanya; “Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa? “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: “Yang dimaksud dengan tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; “Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan”. Setelah itu, ia merasa putus asa dan tidak pernah berdoa lagi.”

6.   Tidak menghadirkan hatinya ketika berdoa (ghoflah). Hadits Abu Hurairah riwayat Tirmidzi (lihat Ash-Shohihah: 594)

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.”

7. Tidak ber'azzam dan tidak yakin akan dikabulkan doanya. Lihat hadits di atas dan hadits Abu Hurairah riwayat Bukhori:

إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ وَلَا يَقُولَنَّ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِي فَإِنَّهُ لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُ
"Apabila salah seorang dari kalian berdo'a, hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam berdo'a, dan janganlah mengatakan; “Ya Allah, jika Engkau kehendaki berilah aku…” sebab Allah sama sekali tidak ada yang bisa memaksa.”

(Faedah Dars Syaekh Abdulbasith)
Catatan:
-        Artikel ini saya ringkas dari kajian guru saya Syaekh Abdulbasith, ketika saya duduk di majelis beliau di Daarul Hadits Sya'wan - Yaman.

-         Saya sudah pernah mempostingnya pada 2014 M, namun saya ketemu lagi di fb salah seorang ikhwan maka saya ambil dan melakukan sedikit revisi pada ayat dan hadits-haditsnya, serta memberi harakat pada hadits-hadits yang dimaksud.

-    Saya menerjemahkan sebagian hadits dan ayat yang belum saya terjemahkan pada postingan di tahun 2014 M, ketika itu saya masih sebagai mahasiswa di Universitas Andalus Yaman - Shon'a dan santri di Daarul Hadits Madinatus Sunnah Yaman - Sya'wan.

Semoga bermanfaat



Bekasi:

14 - Syawal - 1440 H
17 - Juni - 2019 M




Tidak ada komentar:

Posting Komentar