بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Pada
kesempatan kali ini, kita akan mengulas satu diantara sekian banyak
Permasalahan rumah tangga yaitu "An-Nusyuz".
An-Nusyuz
menurut bahasa bermakna naik atau tinggi. Nusyuz Zaujah berarti
meningginya istri dari suami, dengan mengabaikan perintahnya dan berpaling
darinya.
Islam
telah memotivasi para wanita agar menaati suaminya, memperelok hubungan
pernikahan dengannya, serta memperindah pergaulan dengannya. Tersebut dalam
sebuah hadits bahwa suatu ketika datang seorang wanita kepada Rasulullah ﷺ
kemudian berkata:
“Wahai
Rasulullah aku adalah utusan kaum wanita kepadamu. Allah ﷻ
telah perintahkan jihad kepada kaum lelaki. Jika mereka menang maka mereka
mendapatkan pahala dan jika mereka terbunuh, mereka hidup disisi Rabb mereka
dengan mendapat rezeki. Sedangkan kami kaum wanita harus berbakti kepada
mereka, lalu apa bagian kami dari hal itu? Rasulullah ﷺ
pun bersabda :
أَبْلِغِي مَنْ لَقِيْتِ مِنَ
النِّسَاءِ أنَّ طَاعَةَ الْمَرْأَةِ الزَوْجَ وَاعْتِرافا بِحَقِّهِ يَعْدِلُ
ذالِك ، وَ قَلِيْلٌ مِنْكُنَّ يَفْعَلُهُ
"Sampaikan
kepada wanita yang kau temui bahwa taatnya istri kepada suami dan pengakuannya
terhadap hak suami itu sebanding dengan jihad, namun sedikit dari kalian yang
melakukannya."
(
HR. Al-Bazzar dan Thobrani)
Renungkanlah
!!
Bagaimana
Rasulullah menjadikan ketaatan kepada suami itu sebanding dengan jihad, yang
mana jihad itu merupakan puncak ajaran islam. Bahkan Rasulullah menjadikan
ketaatan istri kepada suaminya sebagai sebab masuk jannah. Rasulullah ﷺ
bersabda :
إٍذَا صَلَّتْ اْلمَرْأَةُ
خَمْسَهَا وَ صَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَ أَطَاعَتْ بَعْلَهَا
دَخَلَتِ الْجَنَّةَ
"Jika
seorang wanita memelihara sholat lima waktu, puasa dibulannya (Ramadhon),
menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya, niscaya ia masuk surga.”
(HR. Ahmad).
Allah
juga telah menjadikan ketaatan kepada suami sebagai sifat wanita sholihah.
ٱلرِّجَالُ
قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ
وَبِمَآ أَنفَقُواْ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٞ
لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُۚ وَٱلَّٰتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ
فَعِظُوهُنَّ وَٱهۡجُرُوهُنَّ فِي ٱلۡمَضَاجِعِ وَٱضۡرِبُوهُنَّۖ فَإِنۡ
أَطَعۡنَكُمۡ فَلَا تَبۡغُواْ عَلَيۡهِنَّ سَبِيلًاۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيّٗا
كَبِيرٗا
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum
wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat
kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah
mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan
untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
(QS.
An-Nisa' : 34)
Kata
Al-Qonitat dalam ayat tersebut bermakna wanita-wanita yang menaati suami
mereka, sebagaimana yang dinukil dari perkataan Ibnu Abbas.
Ketaatan
ini adalah perkara yang harus ada secara alamiyah dalam perjalanan kehidupan
rumah tangga. Secara umum, tabiat hidup dan tabiat hubungan manusia menuntut
adanya pemimpin dan yang dipimpin, adanya panutan dan pengikut. Dan kehidupan
rumah tangga adalah hubungan antara dua orang atau lebih (jika punya anak atau
suami, termasuk orang yang menjalankan syari'at poligami) maka disana harus ada
pemimpin yang mengarahkan lajunya dan meluruskan perjalanannya. Yang menjadi
pemimpin disini adalah kaum lelaki, sebagaimana hal itu telah ditetapkan dengan
dua perkara, yaitu :
·
Seluruh syari'at yang
datangnya dari langit (yakni agama Allah), dan
·
Fitrah manusia.
Allah
azza wa jalla berfirman :
ٱلرِّجَالُ
قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ
وَبِمَآ أَنفَقُواْ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٞ
لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُۚ وَٱلَّٰتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ
فَعِظُوهُنَّ وَٱهۡجُرُوهُنَّ فِي ٱلۡمَضَاجِعِ وَٱضۡرِبُوهُنَّۖ فَإِنۡ
أَطَعۡنَكُمۡ فَلَا تَبۡغُواْ عَلَيۡهِنَّ سَبِيلًاۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيّٗا
كَبِيرٗا
"Kaum
lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (kaum lelaki) atas sebagian yang lain (kaum wanita), dan karena
mereka (kaum lelaki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (QS.
An-Nisa : 34)
Kepemimpinan
ini menuntut adanya ketaatan istri pada suaminya yang berfungsi sebagai
penangkis munculnya problematika, penjaga eksistensi keluarga dari keretakan
dan kehancuran serta pendorong lajunya kehidupan keluarga menuju sebuah
kemajuan.
Kepada
kaum hawa dan tentunya kepada para keluarga saya ajak untuk kita handaklah
memperhatikan strategi yang dibangun oleh iblis dan bala tentaranya untuk
menghancurkan sebuah hubungan rumah tangga, sebagaimana termaktub dalam hadits
yang artinya :
"Sesungguhnya
Iblis itu menegakkan singga sananya diatas air, lalu ia mengutus para
pasukannya. Pasukan yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar
fitnahnya. Salah seorang dari mereka datang seraya berkata:
“Saya
tidak meninggalkan si fulan sampai dia melakukan ini... Iblis pun berkata kamu
belum berbuat apa-apa. Kemudian datang lagi salah seorang dari mereka, (dan
berkata):
“Aku
tidak meninggalkan fulan sampai aku pisahkan antara dia dan istrinya. Maka
didekatkan lah pada Iblis dan ia berkata "BAGUS KAMU BAGUS". (HR.
MUSLIM)
Begitulah
para pasukan Iblis dari bangsa jin dan manusia selalu berkeliaran dan berusaha
untuk merusak sebuah hubungan rumah tangga yang dijalani antara anak Adam.
Ketahuilah
.. !!
Seorang
suami yang mendapatkan kelembutan dan kehangatan dari seorang istri tak
diragukan lagi bahwa hal itu akan melahirkan pada dirinya cinta tulus dan kasih
sayang kepada istrinya. Dengan begitu akan terwujud apa yang Allah firman kan
sebagai berikut :
وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ
أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجٗا لِّتَسۡكُنُوٓاْ إِلَيۡهَا
وَجَعَلَ بَيۡنَكُم مَّوَدَّةٗ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ
يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir.
(QS. Ar-Ruum : 21)
CATATAN
:
Seorang
istri itu menaati suaminya dalam rangka meraih jannah, sehingga tidak ada
ketaatan dalam rangka bermaksiat kepada Allah. Diatara jenis ketaatan yang
salah yang dipersembahkan oleh seorang istri kepada suami adalah :
o
Memenuhi keinginan
suami untuk jimak dalam keadaan haid dengan dalil taat kepada suami dan ingin
membahagiakan suami serta takut membuat suami marah.
o
Memenuhi keinginan
suami untuk tidak sholat atau tidak belajar ilmu agama dengan dalil taat pada
suami. Perlu diketahui bahwa menuntut ilmu agama adalah kewajiban yang bersifat
fardhu ain, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah sehingga bila suami melarang akan
hal ini dengan alasan yang tidak jelas maka tentunya suami termasuk diantara
manusia yang paling jelek yaitu melarang atau mencegah manusia dari jalan
Allah, sebab itu larangan yang demikian tidak wajib untuk dipatuhi. Rasulullah ﷺ
bersabda :
لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِي
مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ
"Tidak
ada ketaatan kepada mahluk dalam hal bermaksiat kepada Allah" (HR. Ahmad dan Al-Hakim)
Akhir
kalam, semoga kajian ini bermanfaat bagi kita dan menjadi amalan yang dapat
memberatkan timbangan kebaikan kita di hari akhirat nanti.
Wallahu
waliyut taufiq
Oleh
: AL- Ustadz Junaid Ibrahim Iha Hafizhahullah
-----------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar