Jumat, 21 Juni 2019

Keagungan Sedekah


بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ  


Diantara amalan yang paling agung yang disyari'atkan Allah ta’ala untuk mengeluarkannya dan memotivasi para hamba-Nya untuk mengharap pahala dengannya adalah sedekah. Sedekah disyari'atkan karena dua tujuan yang mulia yaitu:

a)     Menutup kekurangan dan kebutuhan kaum muslimin,
b)     Membantu islam dan mengokohkannya.

Sedekah adalah: Nafkah yang diharapkan mendapatkan pahala dengannya. Kalimat sedekah mencakup sedekah wajib dan sunnah. Namun penggunaannya dalam syari'at biasanya yang wajib disebut  dengan   istilah   zakat  dan yang sunnah disebut dengan istilah sedekah.” (Lihat Al-Mufrodat karya Ar-Roghib, hal: 480)

Sedekah merupakan amalan yang paling utama dan paling dicintai Allah Ta'ala, dikarenakan salah satu keunggulannya adalah memberikan rasa bahagia pada orang yang disantuni.

Rasulullah bersabda :

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah engkau memberikan rasa gembira kepada orang mukmin, atau meringankan bebannya, atau membayar hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya." (Dihasankan oleh Al-Albani dalam Shohih Al-Jami' no 176).
Dalam hadits lain disebutkan: “Diantara amalan yang paling utama adalah memberikan rasa gembira kepada orang mukmin, membayar hutangnya, memenuhi kebutuhannya dan meringankan bebannya." (HR. Al-Baihaqi dalam Sy'abul Iman no 7679, dishohihkan oleh Al-Albani).

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah Ta'ala, bahkan dihari kiamat sedekah yang dikeluarkan oleh seseorang akan membanggakan dirinya dihadapan amalan-amalan yang lain.

Umar bin Khaththob berkata: “Amalan-amalan akan saling membanggakan diri, maka sedekah akan berujar, Aku paling utama dari kalian." (Dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam shohihnya no 2433).

Dalam sebuah hadits marfu' disebutkan:

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain." (Dihasankan oleh Al-Albani dalam Shohih Al-Jami' no 3289)

Sedekah Dapat Menjaga Dari Bencana Dan Musibah

Bukanlah merupakan hal yang asing lagi bahwa sedekah dibuktikan secara real dan berdasarkan pengalaman dapat menolak berbagai macam musibah, kesusahan yang mengerikan serta dapat mengobati berbagai penyakit yang akut, dan bahkan nash yang shohih telah berbicara akan hal tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
“Orang yang berbuat kebajikan dapat menyelamatkan diri dari keburukan, marabahaya dan kebinasaan." (Dishohihkan oleh Al-Albani dalam Shohih Al-Jami' no 3795).

“Sedekah mampu menutup tujuh puluh pintu keburukan.” (Al-Haitsami dalam Az-Zawajir 1/318 dan 319, hadits hasan).

“Obatilah orang-orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah.” (Dihasankan oleh Al-Albani dalam Shohih Al-Jami' no 3358).

Berikut ini kami nukilkan dua kisah dari para imam salaf terkait mengobati penyakit dengan bersedekah :


Kisah pertama:

Suatu ketika seseorang berkonsultasi kepada imam Ibnu Mubarak terkait luka bernanah yang dideritanya selama tujuh tahun yang telah diperiksa para  dokter namun tidak menemui jalan keluar yang baik. Maka Ibnu Mubarak menyarankan kepadanya untuk menggali sebuah sumur disuatu tempat yang orang-orang ditempat tersebut sangat membutuhkan air. Ia berkata kepadanya, “Aku berharap sumur tersebut dapat memancarkan mata air dan menghentikan darah (yang mengalir dari lukamu).” (Lihat Az-Zawajir karya Ibnu Hajar Al-Haitsami 1/321).

Kisah Kedua:

Suatu ketika Imam Abu Abdillah Al-Hakim (penulis kitab hadits Al-Mustadrak) mengalami luka hampir selama satu tahun, lalu ia meminta do'a kepada orang-orang sholih dan hal itu sering ia lakukan. Kemudian ia bersedekah kepada kaum muslimin dengan meletakkan tempat air di depan rumahnya dan menuangkan air kedalamnya. Orang-orang pun minum darinya. Selang sepekan, akhirnya ia pun sembuh dari sakitnya dan luka tersebut sirna, wajahnya kembali pulih dan bertambah bagus dari sebelumnya. (Lihat Az-Zawajir karya Ibnu Hajar Al-Haitsami 1/321 dan 322).

Berkata Imam Al-Munawi: “Orang-orang yang mendapat taufiq telah mencoba berobat dengan sedekah maka mereka mendapatkan obat ruhani yang mampu mengatasi hal-hal yang tidak dapat diatasi oleh obat-obatan medis. Tidak seorang pun yang mengingkari hal ini kecuali orang-orang yang tidak mengetahui.” (Faidhul Qadir karya Al-Munawi 3/515).




Harta Orang Yang Bersedekah Tidak Akan Berkurang, Bahkan Ia Akan Bertambah

Allah Ta'ala akan mengembangkan sedekah, melipat gandakan pahala dan meninggikan derajatnya.  Allah  ta’ala berfirman (yang artinya):


إِنَّ ٱلۡمُصَّدِّقِينَ وَٱلۡمُصَّدِّقَٰتِ وَأَقۡرَضُواْ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗا يُضَٰعَفُ لَهُمۡ وَلَهُمۡ أَجۡرٞ كَرِيمٞ 


"Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun wanita dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka dan pahala yang banyak.” (QS. Al-Hadid: 18)

Kemudian firman-Nya:


مَّن ذَا ٱلَّذِي يُقۡرِضُ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضۡعَافٗا كَثِيرَةٗۚ وَٱللَّهُ يَقۡبِضُ وَيَبۡصُۜطُ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ 

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS. Al-Baqarah: 245)

Maka, Ketahuilah ! Setiap kali seseorang bersedekah dalam keadaan mengetahui bahwa hartanya akan kembali, dan itu merupakan hal yang pasti, maka jiwanya tentu akan menyetujui dan merasa ringan untuk mengeluarkannya. Bila seseorang mengetahui bahwa yang meminjam adalah Yang Maha Kaya dan pasti memenuhi janji dan suka berbuat baik (Allah Ta'ala), ia akan terdorong untuk melakukannya (berinfak) dengan baik. Atau  sekiranya dia mengetahui bahwa yang meminjam, akan menggunakan barangnya itu untuk berniaga dan melipat gandakannya dari apa yang telah ia keluarkan, maka ia akan dengan senang hati meminjamkannya.

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:


مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ 


"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)

Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada kajian kali ini.
Wallahu waliyut taufiq

Oleh : Al – Ustadz Junaid Ibrahim Iha hafizhahullah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar