Kamis, 11 Oktober 2018

Perisai Dari Azab Allah


بسم الله الرحمن الحيم
ظهر الفساد في البر و البحر بما كسبت أيدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجعون

“Telah nyata dimuka bumi kerusakan di daratan dan di lautan sebagai akibat dari perbuatan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari apa yang mereka kerjakan, semoga dengan itu mereka kembali kepada kebenaran.” (QS. Ar-Rum: 41)

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kerusakan itu adalah berkurangnya berkah karena ulah para hamba Allah, agar dengan demikian mereka mau bertaubat.” (Lihat tafsir Ibnu Abi Hatim)

Dengan memperhatikan ayat diatas dan penjelasan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, maka dapat kita pahami bahwa terkadang azab yang Allah turunkan kepada manusia itu berfungsi sebagai peringatan kepada manusia atas perbuatan mereka dengan maksud agar mereka kembali dari ketersesatan atau kezholiman mereka.

Dan diantara rahmat Allah Ta’ala adalah Allah memberikan kepada manusia jaminan keamanan dari azab-Nya sebagai bentuk perlindungan kepada mereka.

Allah Ta'ala berfirman:

وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ وَأَنتَ فِيهِمۡۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ 

Dan Allah tidak menurunkan azab atas mereka sedangkan engkau ada ditengah-tengah mereka. Dan juga Allah tidak akan mengazab mereka sedangkan mereka meminta ampun kepada Allah.”  (QS. Al-Anfal: 33)

Dalam ayat yang mulia ini Allah Ta’ala menegaskan bahwa terhalangnya azab kepada manusia, dengan dua sebab yakni:
1.     Keberadaan Rasulullah Shallallahu  'alaihi Wa Sallam ditengah-tengah mereka (ini terjadi tatkala Rasulullah Shallallahu  'alaihi Wa Sallam masih hidup).
2.     Senantiasa memohon ampunan kepada Allah Ta'ala.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam bersabda:

أنزل الله علي أمانين لأمتي وما كان الله معذبهم و هم يستغفرون فإذا مضيت تركت فيهم الإستغفارإلى يوم القيامة

Allah telah menurunkan kepadaku dua jaminan keamanan bagi ummatku; (1) Dan tidaklah Allah akan menyiksa mereka sedang engkau ada di tengah-tengah mereka, dan (2) Dan Allah tidak akan menyiksa mereka sedangkan mereka meminta ampun/ beristigfar. Maka apabila aku meninggal dunia, aku tinggalkan dikalangan mereka jaminan keamanan yang lainnya, yaitu al-istighfar yang jaminan ini berlaku sampai hari kiamat.” (HR. Tirmidzi)

Maka dari itu hendaklah kita memperbanyak beristighfar kepada Allah Ta’ala sebagai suatu bentuk ketundukan kita dan kesadaran akan kelemahan kita sebagai manusia yang lemah dan seorang yang jatuh dan terjatuh ke dalam dosa kepada Allah Ta’ala.

Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat bagi kita Insyaallah.

Wallahu Waliyu Taufiq

Al-Ustadz Junaid Ibrahim Iha hafizhahullah





Tidak ada komentar:

Posting Komentar