بِسۡمِ
ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
- Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu,
berkata:
كَيْفَ أنْتُمْ
إذا لَبِسَتْكُمْ فِتْنَةٌ يَهْرَمُ فيها الكَبِيْرُ، ويَرْبُوْ فيها الصَّغيرُ،
ويتَّخِذُها النّاسُ سُنَّةً، إذا تُرِكَ مِنْها شيءٌ قيل: تُرِكَتْ السُّنَّةُ؟
قالوا: ومتى ذاك؟ قال: إذا ذَهَبَتْ علماؤُكم، وكَثُرَتْ قُرّاؤُكم، وِقَلَّتْ
فُقَهاؤُكُمْ، وكَثُرَتْ أُمَرَاؤُكُمْ، وَقَلَّتْ أُمَناؤُكُمْ، وَالْتُمِسَت الدُّنْيا
بِعَمَلِ الآخِرَةِ، وتُفُقِّهَ لِغَيْرِ الدِّيْنِ.
Bagaimana sikap kalian jika ditimpa
fitnah(kekacauan), yang tua menjadi pikun dan yang kecil tiba-tiba menjadi
dewasa, dan manusia menganggapnya (fitnah) itu sebagai sunnah. Apabila diubah,
mereka berkata: 'sunnah telah diubah! ', mereka bertanya: 'kapan hal itu
terjadi wahai Abu Abdur Rahman? ', ia menjawab: 'Ketika telah banyak orang yang
bisa membaca(para pembaca al-qur'an), namun sedikit yang ahli fikih (paham
maknanya). Banyak orang yang duduk di pemerintahan, namun sedikit yang amanah.
Dan dunia dicari dengan amalan akhirat dan mereka memperdalam ilmu bukan untuk
kepentingan agama". (Dikeluarkan oleh ad-Darimi, al-Hakim, dan al-Baihaqi.
Dinyatakan shohih oleh syaekh Albani rahimahullah)
• Faedah ringkas:
1.
Ibnu Mas'ud
radhiyallahu 'anhu mengabarkan kepada kita bahwa pada akhir zaman disaat
tersebarnya berbagai fitnah maka perkara yang sunnah akan dianggap bid'ah dan
yang bid'ah dianggap sunnah. Demikkanlah bahaya dan rusaknya bid'ah, karena
awalnya kecil tanpa disadari kemudian membesar dan dianggap sebagai sunnah
sehingga orang yang mengingkarinya akan dilawan dan dianggap mengingkari
sunnah.
- Imam Al-Barbahari rahimahullah berkata:
وَاحْذَرْ
صِغَارَ الْمُحْدَثَاتِ مِنَ الْأُمُوْرِ ، فَإنّ صغارَ البِدَعِ تَعُوْدُ حَتَّى تَصِيْرَ
كِبَارًا ، و كَذَلِكَ كُلُّ بِدْعَةٍ أُحْدِثَتْ فِي هذه الأُمَّةِ كَانَ أَوَّلُهَا
صَغِيْرًا يُشْبِهُ الْحَقَّ ، فَاغْتَرَّ بِذلك مَنْ دَخَلَ فِيْهَا ثُمَّ لَمْ يَسْتَطِعْ
الْخُرُوْجُ مِنْهَا ، فَعَظُمَتْ و صَارَتْ دِيْنًا يُدَانُ بِهَا
"Hati-hatilah terhadap perkara-perkara
baru yang kecil (dalam agama). Karena bid'ah yang kecil lambat laun akan
menjadi besar. Demikianlah setiap bid'ah yang diada-adakan pada ummat ini,
awalnya kecil mirip dengan kebenaran lalu orang yang terjatuh padanya pun
tertipu sehingga lambat laun dia tidak bisa keluar darinya. Lalu bid'ah itu
menjadi besar dan beralih menjadi agama (dalam sangkaan para pelakunya) yang ia
beragama dengannya" (Lihat Syarhus Sunnah al-Barbahari rahimahullah)
- Beliau juga berkata:
واعلم
أنّ النّاس لم يبتدعوا بدعةً قَطُّ حتّى تركوا من السّنة مثلها
"Ketahuilah bahwasanya tidaklah manusia
melakukan suatu bid'ah kecuali mereka akan meninggalkan sunnah yang semisal
dengannya" (Lihat Syarhus Sunnah al-Barbahari rahimahullah)
▪ Catatan:
✓
Ketahuilah bahwa bid'ah itu seperti percikan api, awalnya kecil namun jika
diabaikan dia akan membesar dan melahap rumah atau bahkan sebuah negri.
✓
engkau tidak akan mendapatkan Seorang ahli bid'ah yang Cinta dengan sunnah,
sebab itu jika engkau sampaikan kepadanya hadist- hadist yang Shahih niscaya
dia akan membencimu karena Sunnah dan bid'ah tidak akan Pernah bersatu.
2.
Hendaklah seseorang
berusaha sebisa mungkin dengan penuh kesungguhan untuk istiqomah dan jangan
mengambil jalan mengikuti ritme fitnah dan kekacauan.
- Hudzaifah radhiyallahu 'anhu berkata:
يَا
مَعْشَرَ الْقُرَّاءِ اسْتَقِيمُوا فَقَدْ سَبَقْتُمْ سَبْقًا بَعِيدًا فَإِنْ أَخَذْتُمْ
يَمِينًا وَشِمَالًا لَقَدْ ضَلَلْتُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا
"Wahai ahli alquran, bersikap
istiqamahlah kalian, dengan demikian kalian telah menjadi pemenang yang jauh,
sebaliknya jika kalian menyimpang ke kanan dan ke kiri, sungguh kalian telah
tersesat dengan kesesatan yang jauh." (Dikeluarkan oleh imam Bukhari dalam
shohihnya)
Jika kalian istiqomah terhadap al-qur'an yang
kalian pelajari dengan mengamalkannya maka kalian akan selamat, adapun orang
yang sekedar membaca al-qur'an tanpa berahlak dengannya maka dia telah
menyimpang dari al-qur'an. (Lihat syarh Fadhlul Islam karya syaekh Sholih
Fauzan, hal 33)
3.
Peringatan bagi para
pembaca al-qur'an agar mereka tidak terfokus hanya pada memperbagus bacaan dan
suara semata tanpa berusaha memahami, beramal dan berahlak dengannya.
- Syaekh Sholih Fauzan berkata:
أما
الذي يتخلق بالقرآن و يتأدب بآدابه فهو من أهل القرآن و لو كان عاميا لا يقرأ القرآن
"Adapun orang yang berahlak(beramal) dan
beradab dengan al-qur'an maka dia termasuk ahli al-qur'an walaupun dia orang
awam yang tidak bagus membaca al-qur'an" (Lihat Syarh Fadhlul Islam oleh
syaekh Sholih Fauzan, hal 33)
4.
Semakin hari zaman
semakin buruk, demikian pula semakin hari fitnah semakin banyak merongrong
keabsahan dan kemurnian agama.
- Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:
لَيْسَ عَامٌ إلا
الَّذِيْ بَعَدَهُ شَرٌّ مِنْهُ، لَا أَقُوْلُ عَامٌ أَمْطَرُ مِنْ عَامٍ وَ
لَا عامٌ أَخْصَبُ مِنْ عَامٍ وَ لَا أَمِيْرٌ خَيْرٌ مِنْ أميرٍ وَلَكِنْ
ذَهَابُ خِيَارِكُمْ وَ عُلَمَائِكُمْ ثُمَّ يَحْدُثُ قَوْمٌ يَقِيْسُوْنَ الْأُمُوْرَ
بِرَأْيِهِمْ فَيُهْدَمُ الْإِسْلَامُ وَ يُثْلَمُ
"Tidaklah datang suatu tahun melainkan
tahun yang sesudahnya lebuh buruk darinya. Aku tidak katakan: 'Suatu tahun
hujannya lebih deras dari tahun yang lainnya, dan tidak pula suatu tahun lebih
subur dibandingkan tahun yang lainnya, tidak pula seorang pemimpin lebih baik
dibandingkan pemimpin yang lain, akan tetapi (yang aku maksud) wafatnya
orang-orang pilihan dan ulama-ulama kalian, kemudian datanglah generasi
selanjutnya mereka menganalogikan perkara (agama) dengan akal-akal mereka
akibatnya islam dihancurkan dan terbelah/pecah." (Dikeluarkan oleh
Asy-Syaukani dalam al-Fathur Rabbani. Rijal-rijalnya adalah rijal-rijal yang
tsiqoh, al-Hafidz berkata dalam Fathul Baari sanadnya Jayid)
- Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
وَإِنَّ
أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِي أَوَّلِهَا وَسَيُصِيبُ آخِرَهَا بَلَاءٌ
وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا وَتَجِيءُ فِتْنَةٌ فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا وَتَجِيءُ
الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ مُهْلِكَتِي
"Sesungguhnya ummat kalian ini dijadikan
kebaikan (dan keselamatannya) pada generasi yang awal, sedang generasi yang
akhirnya akan diuji dengan berbagai ujian dan berbagai perkara yang kalian
ingkari. Akan datang berbagai fitnah yang sebgaiannya (terasa) lebih ringan
dari sebagian yang lainnya. Dan akan datang fitnah sehingga seorang mukmin akan
berkata (fitnah) ini membinasakanku." (HR. Muslim)
- Syaekh Sholih Fauzan berkata:
فكلما
تأخّر الوقت زاد شرّ، و هذا يقتضي أن يكون الإنسان على حذر من الفتن و الشرور
"Semakin jauh suatu zaman(dari zaman
kenabian) akan semakin meningkat keburukannya, hal ini mengharuskan seorang
muslim untuk waspada terhadap berbagai fitnah dan keburukan" (Lihat Syarh
Fadhlul Islam karya Syaekh Sholih Fauzan, hal 34)
5. Keberadaan ulama
adalah indikasi kebaikan dan terpeliharanya agama, adapun hilangnya mereka
adalah indikasi keburukan.
- Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ
يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ
النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
"Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut
ilmu secara langsung dari hamba-hamab, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan
cara mewafatkan para ulama hingga ketika tidak tersisa seorang ulama pun, maka
manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, lalu mereka
ditanya maka mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan
menyesatkan". (HR. Bukhari)
Dengan demikian sikap sebagian manusia di
jaman ini yang menjauhkan masyarakat dari para ulama (ahli ilmu), meremehkan
dan menciderai kehormatan mereka adalah merupakan tindakan yang konyol serta
bagian dari tanda-tanda kiamat.
Demikianlah yang dapat disampaikan, semoga
bermanfaat.
Wabillahi Taufiq
Oleh : Al- Ustadz Junaid Ibrahim Iha Hafizhahullah
Jayapura:
14 - Dzulqa'dah - 1440 H
17 - Juli - 2019 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar