Kamis, 25 April 2019

Kajian Hadits



- Berkata al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari dalam shohihnya:

حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ:

Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar telah menceritakan kepada kami 'Abdul Warits telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Shuhaib dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu berkata:

دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا حَبْلٌ مَمْدُودٌ بَيْنَ السَّارِيَتَيْنِ فَقَالَ مَا هَذَا الْحَبْلُ قَالُوا هَذَا حَبْلٌ لِزَيْنَبَ فَإِذَا فَتَرَتْ تَعَلَّقَتْ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا حَلُّوهُ لِيُصَلِّ أَحَدُكُمْ نَشَاطَهُ فَإِذَا فَتَرَ فَلْيَقْعُدْ

 "Pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk (ke masjid), kemudian Beliau mendapati tali yang diikatkan diantara dua tiang. Kemudian Beliau bertanya: "Apa ini?" Orang-orang menjawab: "Tali ini milik Zainab, bila dia shalat dengan berdiri lalu merasa letih, dia berpegangan pada tali tersebut". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jangan lakukan demikian, lepaskan tali ini. Hendaklah seseorang dari kalian menegakkan shalat dalam keadaan giat/semangat, dan apabila dia merasa letih, hendaklah dia tidur".

# Penjelasan Umum:
Di dalam hadits ini terdapat dalil tentang tidak semestinya seorang hamba terlalu berdalam dan berlebihan dalam melakukan ibadah. Ia memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang tidak mampu ia lakukan. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin oleh syaekh Ibnu Utsaimin rahimahullah)

# Faedah Singkat:

1. Hendaklah seorang muslim bersederhana dalam menjalankan ibadah walaupun dalam perkara sholat, sebab yang demikian merupakan sunnah Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Hal ini sebagaimana dipersaksikan oleh sahabat Jabir bin Samurah radhiallahu 'anhu, ia berkata:

كُنْتُ أُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَتْ صَلَاتُهُ قَصْدًا وَخُطْبَتُهُ قَصْدًا

 "Aku pernah sholat bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, dan sholat beliau sederhana (tidak terlalu panjang dan tidak terlalu singkat), demikian pula khutbah beliau." (HR. Muslim)

2. Agama islam adalah ajaran yang diturunkan dari sisi Allah, yang telah menciptakan langit dan bumi serta seisinya. Sehingga Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui sebatas mana kemampuan, kesanggupan dan kekuatan manusia. Sebab itu Allah menetapkan syari'at yang sesuai dengan kemampuan mereka. Allah Ta'ala berfirman
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
 (Qs.  Al-Baqarah: 286)

Sehingga barangsiapa yang menjalani agamanya dengan sikap berlebihan atau sebaliknya meremehkan apa yang disyari'atkan maka sungguh dia telah keluar dari hikmah yang Allah tetapkan dan terhitung sebagai suatu bentuk kebinasaan dan kecelakaan.

3. Dalam usaha menyesatkan manusia, setan tidak hanya menyerang mereka dari sisi kemaksiatan namun juga menyerang mereka dari sisi giatnya ibadah yaitu dengan membuka dua pintu yang berbahaya bagi mereka. Pintu tersebut adalah ghuluw yang secara bahasa bermakna melampaui batas, dan tafrith yang bermakna meremehkan.

- Allah Ta'ala berfirman

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ

"Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan (telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus.” (Qs. Al-Ma'idah: 77)

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ

"Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar." (Qs. An-Nisa': 171)

- Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِيَّاكُمْ وَ الْغُلُوْ فِي الدِّيْنِ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِي الدِّيْنِ

"Waspadalah dan berhati-hatilah kalian dari sikap ghuluw dalam beragama. Karena sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kalian disebabkan ghuluw (yang mereka perbuat) di dalam beragama." (HR. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan al-Hakim. Ditkhrij oleh syaekh Albani dalam Ash-Shohihah no 1238)

- Imam Hasan al-Bashri berkata:

"Demi Dzat yang tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia, menegakkan As-Sunnah itu berada diantara dua kelompok. (Kelompok) yang ghuluw dan (kelompok) yang bersikap meremehkan. Maka bersabarlah kalian dalam mengamalkan As-Sunnah, semoga Allah merahmati kalian. Sesungguhnya pada waktu yang lalu Ahlus Sunnah adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Maka demikian pula pada waktu yang akan datang, mereka adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang tidak mengikuti kemewahan manusia dan tidak pula mengikuti kebid'ahan mereka." (Syarah Ath-Thahawiyyah 2/326)

- Dari Sahl bin Hunaif radhiallahu 'anhu, ia berkata Rasululahu shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تُشَدِّدُوا عَلى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ قَبْلَكُمْ بِتَشْدِيْدِهِمْ عَلى أنْفُسِهِمْ وَ سَتَجِدُوْنَ بَقَايَاهُمْ فِي الصَّوَامِعِ وَ الدِّيَارَاتِ

"Janganlah kalian memberat-beratkan diri kalian. Karena sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian hanyalah disebabkan mereka memberat-beratkan diri. Dan kalian akan menemukan sisa-sisa mereka dalam pertapaan dan biara." (HR. Bukhari dalam At-Tarikh. Lihat silsilah Ash-Shahihah no 3124)

Wallahu waliyut taufiq

Oleh : Al – Ustadz Junaid Ibrahim Iha Hafizhahullah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar